Rabu, 29 Februari 2012

Tanpa kata

chingu, readers...
ini cerpen nyata kisah tentang Ia (panggilan admin) pada beberapa waktu silam. sudah pernah admin post sih, tapi blog yang itu udah nggak dipakai~ makanya admin post lagi..
ini kisah th 2007 lalu, yang g pernah bisa admin lupakan~
>>>>>>
happy reading yah~



Tanpa Kata
By : Tria Marta Gusnisa, 2007

Air mataku mengalir tanpa hambatan. Di hadapanku ada seseorang yang sangat baik dan sopan. Dia diam tanpa suara, tanpa senyuman, tanpa tawa, tanpa lirikan, dan tanpa gerakan. Terbaring manis menunjukkan pose tidurnya yang dia pikir keren.
“Apa yang terjadi padamu?” tanyaku lirih hampir tak terdengar.
****
“Putra! pinjam pena.” pintaku dengan lembut.
“Oh, silakan.” Sambil menyerahkan pena. Aku mengambil pena itu sambil tersenyum manis, dia pun tersenyum padaku. Senyum manisku tiba-tiba berubah. Aku mengangkat pena biru itu lalu menghempaskannya ke lantai.
“Oeh, apa-apaan nih?”
“Heh, ini salahmu!”
“Apa?”
“Kamu ikut mengolok-olok aku tadi, bukan?”
“Ya! tapi bukan aku saja yang begitu”
Mmm kau jahat!”
“Tria!” teriaknya saat aku keluar.
“Triiiiiiiing!” lonceng istirahat berdering sudah. Mengakhiri pertengkaranku dengan Putra, lelaki yang sebenarnya aku kagumi kelembutan hatinya. Perlahan kelembutan hati lelaki itu merubahnya. Perasaan itu kini makin sesak di dada.

Di Pagi hari aku telah disibukkan dengan alat-alat memasak. Aku harus menenteng wajan dan panci sendirian ke sekolah. Tapi bagiku itu tidak masalah. Dengan jarak rumah yang tidak lebih dari 5 meter, aku dapat membawanya dengan santai. Aku melangkah penuh percaya diri menuju dapur sekolah yang berada di ujung koridor.
Aku masuk, teman sekelompokku telah menunggu di depan meja hidangan. Mataku langsung tertuju pada lelaki yang berdiri tegap dengan senyum yang terukir di wajahnya, Putra. Akhirnya aku dapat membalas senyumannya walupun hati ini rasa akan meledak.
Mmm sekarang lakukan bagian masing-masing. Tria, kamu bagian memanggang dengan Putra.” Kata ketua kelompok dengan tegas. Kami melangkah keluar lalu memanggang ikan di tanah bekas adukan semen. Aku duduk santai sambil menyalakan api.
“Putra sering masak di rumah?”
“Ah, hanya nasi goreng.” Jawabnya malu-malu.
“oh... Jadi ini pertama kalinya memanggang ikan?”
“Ya.” jawabnya sambil mengangguk.
“eh, tidakkah kamu khawatir. Kita terlalu jauh dari mereka loh!”
Mmm biarkan saja. Toh ada kamu. Bagiku kamu saja sudah cukup. Haha” Putra tersenyum melirikku. Aku mengalihkan pandanganku ke bawah.
Hmm lumayan.” Kataku kemudian.
“Apanya?”
“Duar” suara ledakan itu mengalihkan perhatian kami. “Duar” sekali lagi suara itu ternyata berasal tempurung yang kami bakar. Kami hanya diam dan memperhatikan. Ledakan kembali terjadi, kali ini mengenai Putra. Aku panik, siswa telah berdatangan. Aku dan Putra segera mengambil air dan memadamkan apinya.
Setelah api padam, siswa yang semulanya ada di tempat itu pun menghilang. Aku melihat ke arah Putra. Sejenak kami terdiam satu sama lain. Beberapa detik kemudian kami tertawa terbahak-bahak.
“Bagaimana bisa meledak?”
Ntahlah.”
“Putra tangannya...?”
“Ah, sudahlah.” Jawabnya santai.
“Sudahlah kita goreng saja ikannya!” tambahnya.
Kami meninggalkan bara api yang sudah padam itu kemudian kembali ke dapur. Namun, aku tak menemukan seorangpun di sana. Aku berlari menuju laboratorium IPA yang saat itu dijadikan ruang makan. Dari kejauhan aku dapat melihat semua siswa telah selesai makan. Aku menunduk kesal.
“Yah, habis. Kita tidak bisa makan berdua deh.”
“Bisa!” kataku spontan saja.
“Maksudku kita berdua tidak ikut makan bersama, hehe.”
“Hehe” aku tertawa menahan malu.
Siang itu dilanjutkan dengan pertandingan olahraga antar kelas. Putra yang saat itu bermain sepak bola sesekali melirik dan tersenyum padaku. Sejenak terlintas dipikaranku bahwa Putra menaruh hati padaku. Cepat-cepat aku buang jauh pikiran itu dan kembali menikmati menonton pertandingan yang hampir usai ini. Aku tetap bahagia meskipun kelasku tidak memenangkan pertandingan.

Hari ini Idul Adha. Aku dan temanku, Rati pergi ke Benai Kecil dengan mengendarai sepeda motornya. Aku melihat ke langit. Langit begitu cerah tapi terik matahari tidak mampu menyentuh kulitku. Keadan langit begitu aneh, namun aku tidak mempedulikannya lagi. Yang ada di benakku hanya Putra dan Putra.
Tiba-tiba Rati menghentikan sepeda motornya. Aku sedikit terdorong kedepan.
“Kenapa?”
“Ada telepon.” Jawabnya sembari mengambil Handphone di saku belakang celananya.
Sementara Rati mengangkat telepon aku menyempatkan diri melihat sawah dari kejauhan. Hijaunya padi menyejukkan mata yang melihat. Tiba-tiba saja sebuah sepeda motor berhenti dan menghalangi pandanganku. Perempuan itu melambaikan tangannya. Rati yang selesai menelpon langsung mengajakku pergi meninggalkan perempuan yang ternyata teman sekelasku.
“Kenapa, Ti?”
Rati tidak menjawab maupun menoleh. Aku semakin bingung. Sepanjang perjalanan aku hanya menanyakan itu saja. Tapi Rati tidak pernah mau menjawab.
“Perasaanku tidak enak. Kita pulang yuk!”
Rati tidak menghiraukan permintaanku, dia menghentikan sepeda motornya tak jauh dari bengkel tua di benai. Dari jarak yang tidak terlalu jauh, aku dapat melihat kerumunan orang di depan bengkel tua itu. Rati menarik tanganku lalu kami berlari menuju kerumunan orang itu.
Air mataku menaglir dengan mudahnya. Menatap jalan yang penuh dengan kerumunan orang. Dari sela-sela keramaian itu dapat kulihat darah yang tergenang di aspal. Aku semakin takut dan cemas. Rati membawaku keluar dari kerumunan itu.
“Si..Siapa?” tanyaku gugup.
“Pu...tra.” katanya sambil menangis.
*****
 gimana? kacau yah bahasanya... maklum aja ya admin baru belajar.

untuk Putra, smpai sekarang admin nggak bisa menyingkirkannya dari hati Ia T.T
ah~ dia juga yg membuatku menyukai Naruto...
ok deh, Gomawoyo sudah membacanya....

Rabu, 22 Februari 2012

Street Dance 3D


Vertigo films release a new film in 2010 that different with other film. Direct by Max and Dania this film act by Nichola Burley, Richard Winsor, and Ukwel roach with differenmembership. In this film, they are acting like a good dancer. Yeah, this film tells the story about dance.
A street dance team, Jay-20 get break because the leader Jay (Ukwel Roach) left the team and come to be a member of The Surge team for win the England Champion. Carly (Nichola Burley) can’t accept that and try to go forwardwithout Jay, but they can’t and give up. Then, Helena (Charlotte Rampling) come to help Carly and offers her a ballet team to follow her team. With Thomas (Richard Winsor) and friends, Carly try to win the England Champion.Can they mix smoothly dance like ballet with heavy dance like street dance and win the champion?
You just can find the good combination of dance in Street Dance 3D film. The dance is an excellent dance you ever see. This film is far from boring. The music is unique while allied with themovement. Unfortunately, this filmcan’t watch by children, because there are many adult scenes in this film and it can be dangerous.
This film is competent to watch, and surely for a dancer. But do not watch this film with a people under 17 years old. Invite your adult friends or your dancer team maybe to watch this film. Then, you can find what the power of this film.